Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
telah menetapkan para guru calon peserta pelatihan implementasi
kurikulum 2013. Mereka nantinya yang akan melaksanakan kurikulum pada
satuan pendidikan. “Para guru yang akan menjalankan kurikulum ini
dipastikan dilatih,” kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang
Pendidikan Musliar Kasim saat memberikan pengantar diskusi sidang
komisi I yang membahas persiapan implementasi kurikulum 2013 pada Rembuk
Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2013 di Pusat Pengembangan
Tenaga Kependidikan (Puspangtendik), Bojongsari, Depok, Jawa Barat,
Senin (11/2).
Musliar menyebutkan, untuk jenjang sekolah dasar
(SD) guru sasaran pelatihan sebanyak lima orang guru per satu rombongan
belajar termasuk kepala sekolah. Guru yang dilatih adalah guru kelas 1,
guru kelas 4, guru agama, dan guru pendidikan jasmani di masing-masing
sekolah yang sudah terpilih. “Guru sasaran adalah guru yang akan
melaksanakan kurikulum itu sendiri,” katanya.
Adapun untuk jenjang sekolah menengah pertama
(SMP) meliputi kepala sekolah, guru agama, guru pendidikan jasmani, guru
seni budaya, guru IPA, guru IPS, guru bahasa Inggris, guru bahasa
Indonesia, guru PKN , guru matematika, dan guru prakarya . “Mata
pelajaran di SMP disederhanakan menjadi 10. Guru yang akan dilatih 11
orang guru untuk kelas VII,” kata Musliar.
Khusus untuk mata pelajaran IPS, sekolah harus
memilih salah satu guru yaitu guru sejarah, guru geografi, atau guru
ekonomi. Demikian juga halnya untuk mata pelajaran IPA. Selain guru,
pengawas juga diberikan pelatihan. Bagi guru yang mengajar tidak hanya
di kelas VII saja, tetapi juga mengajar di kelas VIII dan IX harus
memprioritaskan mengajar di kelas VII terlebih dahulu.
Adapun untuk jenjang sekolah menengah atas (SMA)
dan sekolah menengah kejuruan (SMK) jumlah guru yang dilatih minimal
sebanyak lima orang termasuk kepala sekolah meliputi guru matematika,
guru bahasa Indonesia, guru sejarah, dan guru bimbingan konseling (BK).
“Kenapa guru BK perlu dilatih ? karena guru BK ini ke depan akan
berperan besar terutama di dalam menentukan peminatan yang akan dipilih
oleh siswa,” katanya.
Seperti diketahui, pada jenjang SMA tidak akan ada
lagi penjurusan IPA, IPS, dan bahasa seperti dilaksanakan sekarang ini.
Melainkan berupa peminatan yang dipilih oleh peserta didik. Pemilihan
peminatan dilakukan saat baru mulai masuk sekolah. “Pertama masuk mereka
akan mendapatkan sembilan mata pelajaran pokok. Kemudian ditambah
dengan empat mata pelajaran peminatannya dan dia diberikan kesempatan
untuk memilih dua mata pelajaran berikutnya,” kata Musliar.
Musliar mengatakan, karena keterbatasan waktu dan
dana yang tersedia untuk tahun 2013 maka pada jenjang SMA dan SMK baru
bisa menyediakan tiga buku yaitu bahasa Indonesia, matematika, dan
sejarah. “Nanti kalau punya dana di APBN-P, semua guru akan dilatih
walaupun belum akan menerapkan karena bukunya belum tersedia,” katanya.
(ASW)
Reff : kemdikbud
Reff : kemdikbud
Posting Komentar