Desain kurikulum 2013 tidak hanya
menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi juga untuk mengatasi
kegersangan budaya. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Mohammad Nuh mengatakan, kegersangan budaya antara lain tampak dari
lontaran-lontaran pernyataan kasar yang tidak berdasar.
Perilaku tidak berbudaya itu, kata dia,
ada pada kehidupan sehari-hari. “Kurikulum 2013 justru didesain untuk
mengatasi kegersangan budaya,” katanya usai meresmikan penegerian
Politeknik Banyuwangi di Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi, Jawa
Timur, Minggu (24/02/2013).
Karena itu pulalah, lanjut Mendikbud,
pendidikan seni budaya juga tetap ada dalam kurikulum 2013. Filosofinya
tidak pada keseragaman budaya (cultural uniformity), tetapi keberagaman
budaya (cultural diversity).
Menteri Nuh menegaskan, salah satu alasan
dikembangkannya kurikulum 2013 adalah perbaikan sikap. Banyak pihak,
kata dia, yang memberi masukan bahwa pendidikan tidak boleh menekankan
pada hafalan, tetapi harus bisa membentuk sikap.
Karena itulah, lanjut dia, standar
kompetensi lulusan dalam kurikulum 2013 adalah peningkatan dan
keseimbangan kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. “Untuk
memastikan hal itu terpenuhi maka setiap mata pelajaran mesti dikaitkan
dengan pembentukan sikap,” jelasnya.
Menurutnya, pembentukan sikap tidak hanya
bisa dilakukan melalui mata pelajaran agama, tetapi juga melalui mata
pelajaran lainnya. ”Kompetensi dasar setiap mata pelajaran bisa
dikaitkan dengan pembentukan sikap,” katanya.
Mata pelajaran agama sendiri, kata
Menteri Nuh, mengalami penambahan materi. Untuk substansi, ditambah
dengan materi budi pekerti, sehingga namanya menjadi Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti. Adapun jumlah jam belajar juga ditambah. Pada jenjang
sekolah dasar (SD), yang semula dua jam ditambah menjadi empat jam
pelajaran.
Sementara pada jenjang sekolah menengah
pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA), menjadi tiga jam dari
semula dua jam pelajaran. “Pendekatannya pun diarahkan pada kehidupan
keagamaan yang toleran dan kasih sayang bagi semuanya atau rahmatan
lil-alamin. Jauh dari mencetak tukang saja,” kata Mendikbud kepada
sejumlah wartawan, yang mengkonfirmasinya mengenai isu rendahnya aspek
nilai dalam kurikulum 2013.
Reff : kemdikbud
Reff : kemdikbud
Posting Komentar