Jakarta --- Direktorat
Sejarah dan Nilai Budaya Ditjen Kebudayaan Kemdikbud menyelenggarakan
Lomba Penggalian Sumber Sejarah dalam Bentuk Audio Visual (LPSSA) 2012
untuk siswa SMA/SMK se-Indonesia.
Lomba ini ditujukan supaya siswa lebih aktif dalam mencari sumber sejarah yang tersedia di sekitar lingkungannya. Sebanyak enam finalis terpilih dari 33 tim yang mewakili 33 provinsi di Indonesia. Presentasi karya dan pengumuman pemenang berlangsung di Gedung Galeri Nasional, Jakarta, (13/12).
Sebelumnya, para peserta lomba (satu tim terdiri dari dua orang) telah mengikuti workshop di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada tanggal 6-9 Agustus 2012. Selama workshop, para peserta dibimbing oleh pengajar dari IKJ dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Materi yang diajarkan mencakup langkah-langkah penelitian dalam ilmu sejarah serta konsep dasar dalam produksi dokumenter, meliputi bahasa visual, penulisan naskah, videografi, editing, dan teknik perekaman suara. Peserta juga mendapatkan kesempatan untuk melakukan praktik lapangan, yaitu praktik syuting dan editing.
Setelah mengikuti workshop, mereka kembali ke daerah masing-masing untuk memulai proses produksi dokumenter sejarah dengan mengangkat nilai-nilai sejarah maupun budaya yang terdapat di daerahnya. Karya yang dihasilkan peserta kemudian diseleksi, hingga terpilih enam karya terbaik yang berhak maju ke babak final dan dipresentasikan di Jakarta.
Kamis sore, (13/12), menjadi saat-saat yang menentukan bagi para finalis. Usai mempresentasikan karya mereka, penilaian dan pengumuman pemenang dilakukan di hari yang sama. Aspek-aspek penilaian meliputi sinkronisme rekonstruksi, nilai sejarah, nilai budaya, kearifan lokal, orisinalitas, teknik pengambilan gambar, teknik suara, editing, dan komunikasi.
Juara pertama diraih SMAN 2 Kota Bengkulu dengan karyanya yang berjudul Bung Karno Maestro Monte Carlo, dan mendapatkan hadiah berupa uang tunai sebesar 25 juta rupiah. Juara kedua diraih SMKN 2 Banjarmasin dengan karyanya yang berjudul Sasilangan Kain Adat Warisan Leluhur Banjar, dengan hadiah sebesar 20 juta rupiah. Juara ketiga diraih SMAN 1 Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, dengan karyanya yang berjudul Pulau Penyengat Indra Sakti, dengan hadiah sebesar 15 juta rupiah.
Sementara untuk juara harapan pertama berhasil diraih SMAN 1 Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, dengan karyanya Yu Gun Jang Fu, dan mendapatkan hadiah uang tunai sebesar 12 juta rupiah. Juara harapan kedua diraih SMAN 1 Lembang, Jawa Barat, dengan karyanya Puncak Intaian Terakhir, dan mendapatkan hadiah sebesar 10 juta rupiah. Sedangkan juara harapan ketiga diraih SMKN 2 Kota Tangerang Selatan, Banten, dengan karyanya, Mesjid Agung Banten Lama, dan mendapatkan hadiah sebesar 8 juta rupiah. Seluruh hadiah belum termasuk potongan pajak.
Dalam sambutannya, Direktur Sejarah dan Nilai Budaya Kemdikbud, Endjat Djaenudradjat, yang dibacakan Kasubdit Dokumentasi dan Publikasi, Triana Wulandari, mengatakan bahwa para peserta dan finalis diharapkan bisa menjadi generasi emas yang berkarakter dan menghargai nilai sejarah serta nilai budaya. (DM)
Lomba ini ditujukan supaya siswa lebih aktif dalam mencari sumber sejarah yang tersedia di sekitar lingkungannya. Sebanyak enam finalis terpilih dari 33 tim yang mewakili 33 provinsi di Indonesia. Presentasi karya dan pengumuman pemenang berlangsung di Gedung Galeri Nasional, Jakarta, (13/12).
Sebelumnya, para peserta lomba (satu tim terdiri dari dua orang) telah mengikuti workshop di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada tanggal 6-9 Agustus 2012. Selama workshop, para peserta dibimbing oleh pengajar dari IKJ dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Materi yang diajarkan mencakup langkah-langkah penelitian dalam ilmu sejarah serta konsep dasar dalam produksi dokumenter, meliputi bahasa visual, penulisan naskah, videografi, editing, dan teknik perekaman suara. Peserta juga mendapatkan kesempatan untuk melakukan praktik lapangan, yaitu praktik syuting dan editing.
Setelah mengikuti workshop, mereka kembali ke daerah masing-masing untuk memulai proses produksi dokumenter sejarah dengan mengangkat nilai-nilai sejarah maupun budaya yang terdapat di daerahnya. Karya yang dihasilkan peserta kemudian diseleksi, hingga terpilih enam karya terbaik yang berhak maju ke babak final dan dipresentasikan di Jakarta.
Kamis sore, (13/12), menjadi saat-saat yang menentukan bagi para finalis. Usai mempresentasikan karya mereka, penilaian dan pengumuman pemenang dilakukan di hari yang sama. Aspek-aspek penilaian meliputi sinkronisme rekonstruksi, nilai sejarah, nilai budaya, kearifan lokal, orisinalitas, teknik pengambilan gambar, teknik suara, editing, dan komunikasi.
Juara pertama diraih SMAN 2 Kota Bengkulu dengan karyanya yang berjudul Bung Karno Maestro Monte Carlo, dan mendapatkan hadiah berupa uang tunai sebesar 25 juta rupiah. Juara kedua diraih SMKN 2 Banjarmasin dengan karyanya yang berjudul Sasilangan Kain Adat Warisan Leluhur Banjar, dengan hadiah sebesar 20 juta rupiah. Juara ketiga diraih SMAN 1 Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, dengan karyanya yang berjudul Pulau Penyengat Indra Sakti, dengan hadiah sebesar 15 juta rupiah.
Sementara untuk juara harapan pertama berhasil diraih SMAN 1 Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, dengan karyanya Yu Gun Jang Fu, dan mendapatkan hadiah uang tunai sebesar 12 juta rupiah. Juara harapan kedua diraih SMAN 1 Lembang, Jawa Barat, dengan karyanya Puncak Intaian Terakhir, dan mendapatkan hadiah sebesar 10 juta rupiah. Sedangkan juara harapan ketiga diraih SMKN 2 Kota Tangerang Selatan, Banten, dengan karyanya, Mesjid Agung Banten Lama, dan mendapatkan hadiah sebesar 8 juta rupiah. Seluruh hadiah belum termasuk potongan pajak.
Dalam sambutannya, Direktur Sejarah dan Nilai Budaya Kemdikbud, Endjat Djaenudradjat, yang dibacakan Kasubdit Dokumentasi dan Publikasi, Triana Wulandari, mengatakan bahwa para peserta dan finalis diharapkan bisa menjadi generasi emas yang berkarakter dan menghargai nilai sejarah serta nilai budaya. (DM)
Posting Komentar